Pada umumnya organisme kehidupan yang ada di bumi ini terdiri atas banyak
sel. Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi. Pada makhluk
hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel-sel itu
sendiri, misalnya pertukaran zat dan energi dengan respon terhadap berbagai
rangsangan dari lingkungannya, tumbuh dan berkembang biak pun dilakukan oleh
sel itu sendiri. Sedangkan pada makhluk bersel banyak yang tentunya lebih
kompleks, berbagai fungsi kehidupan itu dilakukan oleh kelompok-kelompok sel
yang berbeda, walaupun masih ada fungsi-fungsi kehidupan yang dilakukan oleh
semua sel, misalnya respirasi. Karena itu agar fungsi-fungsi kehidupan berjalan
baik maka masing-masing kelompok sel akan saling bekerja sama (Nason,
1996).
Istilah celula
atau sel pertama kali digunakan oleh Robert Hook pada tahun 1665. Ia
menggunakan istilah tersebut untuk memberi nama pada ruang yang dibatasi oleh
dinding yang dilihatnya pada sel gabus. Sel sendiri sebagai dasar menyusun
suatu organisme yang terdiri dari inti (nukleus) yang terbungkus oleh membran
atau struktur serupa tanpa membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih
kecil dari pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel-sel sebelumnya.
Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus, seperti pati dan selulosa, yang
terjadi dari beberapa ratusan sampai
ribuan gula atau molekul lain selain itu sel juga dapat dicirikan oleh adanya
molekul makro seperti protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun
sebagai rantai yang terdiri dari ratusan hingga sampai ribuan molekul (Dwidjoseputro, 1984).
Pada tumbuhan
istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel, sedangkan yang
terdapat pada organisme
multi sel yang ada membentuk struktur kompleks, yaitu jaringan dan organ. Pada
awalnya struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap sebagai sel mati
hasil ekskresi zat hidup dalam sel, tetapi baru-baru ini makin banyak ditemui
bukti bahwa ada satuan organik yang ada di antara protoplas dan dinding,
khususnya pada sel muda (Saktiono,1989).
Ada yang berbentuk
peluru, prisma dan memanjang seperti rambut atau seperti ular. Sel tumbuhan
mempunyai dua bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, plastida dan
dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dari sel tumbuhan yang
disebut protoplas. Sedangkan dinding sel yang berfungsi untuk melindungi isi
sel
atau lumen yang ada di protoplasma disebut
bagian sel yang mati. Hal ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong
sel mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar
selnya kosong. Bentuk sel gabus heksagonal, tersusun rapat antara satu dan
lainnya (Saktiono,1989)
Sel merupakan suatu hasil bentuk asal-usul benda hidup yang
menunjukkan proses hidup dan merupakan makhluk hidup yang tunggal. Pada
perkembangan lebih lanjut akan terjadi deferinsiasi, sehingga bila diteliti
dari masa ke masa tidak akan kita jumpai sel yang persis sama. Tubuh tumbuhan
atau hewan tingkat tinggi terdiri atas banyak sel yang berbeda dalam ukuran,
bentuk dan fungsinya.
Sekelompok sel yang terbentuk sama dan dikhususkan untuk melakukan satu fungsi
tertentu atau lebih disebut jaringan. Suatu jaringan dapat mengandung hasil sel
yang tidak hidup, disamping sel-sel itu sendiri. Satu kelompok jaringan dapat
digabungkan menjadi satu organ dan organ-organ dapat menjadi sistem organ.
Sebagai contoh : (1) daun tumbuhan terdiri atas jaringan epidermis, jaringan
mesofil, ikatan buluh dan sebagainya.
(2) sistem pencernaan vertebrata terdiri atas berbagai organ seperti eosofagus, lambung, usus, hati,
pancreas dan lain-lain. Tiap organ misalnya lambung, terdiri atas berbagai
jenis jaringan-jaringan, yaitu
epitel, otot, jaringan ikat dan saraf. Tiap jaringan terdiri atas sejumlah
besar atau mungkin jutaan sel
(Jasin, 1989).
Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel
tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup
berbeda dengan sel organisme eukariotik lainnya. Fitur-fitur berbeda tersebut
meliputi:
- Dinding sel yang tersusun atas selulosa dan protein, dalam banyak kasus lignin dan disimpan oleh protoplasma di luar membran sel. Ini berbeda dengan dinding sel fungi, yang dibuat dari kitin dan prokariotik, yang terbuat dari peptidoglikan.
- Plasmodesmata, merupakan pori-pori penghubung pada dinding sel memungkinkan setiap sel tumbuhan berkomunikasi dengan sel berdekatan lainnya. Ini berbeda dari jaringan hifa yang digunakan oleh fungi.
- Plastida, merupakan kloroplas yang mengandung klorofil, pigmen yang memberikan warna hijau bagi tumbuhan dan memungkinkan terjadinya fotosintesis.
- Kelompok tumbuhan tidak berflagella (termasuk konifer dan tumbuhan berbuga) juga tidak memiliki sentriol yang terdapat di sel hewan (Dwidjoseputro, 1984).
Sel juga merupakan unit struktural dan fungsional organisme hidup.
Organisme terkecil terdiri dari sel tunggal, sebaliknya tubuh manusia mengandung
sedikitnya 1014 sel. Terdapat berbagai jenis sel yang amat
bervariasi dalam ukuran, bentuk dan fungsi khususnya. Dalam segenggam tanah
atau segelas air di kolam
terdapat berbagai jenis organisme uniselular dan di dalam tiap oraganisme multiselular
yang lebih tinggi (tubuh manusia atau tanaman jagung), terdapat puluhan atau
ratusan jenis sel yang berebeda, semuanya terancang secara khusus untuk
bersama-sama berfungsi di dalam bentuk jaringan dan organ. Tetapi bagaimanapun
besar dan kompleksnya organisme tersebut, setiap jenis sel mempertahankan sifat
khusus dan kebebasannya (Jasin, 1989).
Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan baik bentuk maupun susunannya.
Semua sel tumbuhan mempunyai dinding sel, sedangakan pada sel hewan tidak ada terdapat dinding sel. Dinding sel ini sebenarnya bukan
bagian sel, akan tetapi merupakan produk dari sel. Pada sel tumbuhan yang masih
muda dinding selnya masih tipis terdiri dari selapuit zat pektin. Setelah sel
bertambah tua dinding sel yang semula tipis menjadi tebal berlapis-lapis, zat pembentuknya adala selulosa. Karena adanya dinding-dinding sel ini
maka bentuk sel tumbuhan tetap. Selaput plasmanya melekat erat pada sisi dalam
dinding sel, oleh karena itu sukar dilihat dengan mikroskop. Kita akan dapat
memisahkan dinding sel dengan selaput plasmanya apabila kita sel
tumbuhan, misalnya sel yang diambil dari sayatan daun atau rhoe
discolor, kita rendam lebih dahulu pada larutan yang hipertonis,
sehingga mengalami plasmolisis. Sel-sel daun yang sedang mengalami plasmolisis
itu memperlihatkan pemisahan yang jelas antara dinding sel dengan selaput
plasmanya (Dwidjoseputro, 1984).
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, dkk.
1984. Biologi I. Proyek Buku Terpadu.
Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi). Diakses tanggal : 02 Maret 2011.
Jasin, Maskoeri.
1989. Biologi Umum untuk Perguruan
Tinggi. Bina Pustaka Tama. Surabaya.
Nason, A. 1996. Textbook of Modern
Biology. John Wiley and Sons. INC. New York.
Saktiono.1989.
Biologi Umum. Gramedis. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHAKAN ANDA KOMENTAR,
NAMUN TETAP JAGA KESOPANAN.