Minggu, 15 Mei 2011

SEL TUMBUHAN

    Pada umumnya organisme kehidupan yang ada di bumi ini terdiri atas banyak sel. Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Pada  makhluk hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel-sel itu sendiri, misalnya pertukaran zat dan energi dengan respon terhadap berbagai rangsangan dari lingkungannya, tumbuh dan berkembang biak pun dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan pada makhluk bersel banyak yang tentunya lebih kompleks, berbagai fungsi kehidupan itu dilakukan oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda, walaupun masih ada fungsi-fungsi kehidupan yang dilakukan oleh semua sel, misalnya respirasi. Karena itu agar fungsi-fungsi kehidupan berjalan baik maka masing-masing kelompok sel akan saling bekerja sama (Nason, 1996).
    Istilah celula atau sel pertama kali digunakan oleh Robert Hook pada tahun 1665. Ia menggunakan istilah tersebut untuk memberi nama pada ruang yang dibatasi oleh dinding yang dilihatnya pada sel gabus. Sel sendiri sebagai dasar menyusun suatu organisme yang terdiri dari inti (nukleus) yang terbungkus oleh membran atau struktur serupa tanpa membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel-sel sebelumnya. Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus, seperti pati dan selulosa, yang terjadi dari beberapa ratusan sampai ribuan gula atau molekul lain selain itu sel juga dapat dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang terdiri dari ratusan hingga sampai ribuan molekul (Dwidjoseputro, 1984).
    Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel, sedangkan yang terdapat pada organisme multi sel yang ada membentuk struktur kompleks, yaitu jaringan dan organ. Pada awalnya struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap sebagai sel mati hasil ekskresi zat hidup dalam sel, tetapi baru-baru ini makin banyak ditemui bukti bahwa ada satuan organik yang ada di antara protoplas dan dinding, khususnya pada sel muda (Saktiono,1989).
    Ada yang berbentuk peluru, prisma dan memanjang seperti rambut atau seperti ular. Sel tumbuhan mempunyai dua bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, plastida dan dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dari sel tumbuhan yang disebut protoplas. Sedangkan dinding sel yang berfungsi untuk melindungi isi sel atau lumen yang ada di protoplasma disebut bagian sel yang mati. Hal ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong sel mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar selnya kosong. Bentuk sel gabus heksagonal, tersusun rapat antara satu dan lainnya (Saktiono,1989)
    Sel merupakan suatu hasil bentuk asal-usul benda hidup yang menunjukkan proses hidup dan merupakan makhluk hidup yang tunggal. Pada perkembangan lebih lanjut akan terjadi deferinsiasi, sehingga bila diteliti dari masa ke masa tidak akan kita jumpai sel yang persis sama. Tubuh tumbuhan atau hewan tingkat tinggi terdiri atas banyak sel yang berbeda dalam ukuran, bentuk dan fungsinya. Sekelompok sel yang terbentuk sama dan dikhususkan untuk melakukan satu fungsi tertentu atau lebih disebut jaringan. Suatu jaringan dapat mengandung hasil sel yang tidak hidup, disamping sel-sel itu sendiri. Satu kelompok jaringan dapat digabungkan menjadi satu organ dan organ-organ dapat menjadi sistem organ. Sebagai contoh : (1) daun tumbuhan terdiri atas jaringan epidermis, jaringan mesofil, ikatan buluh dan sebagainya. (2) sistem pencernaan vertebrata terdiri atas berbagai organ seperti eosofagus, lambung, usus, hati, pancreas dan lain-lain. Tiap organ misalnya lambung, terdiri atas berbagai jenis jaringan-jaringan, yaitu epitel, otot, jaringan ikat dan saraf. Tiap jaringan terdiri atas sejumlah besar atau mungkin jutaan sel (Jasin, 1989).
    Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel organisme eukariotik lainnya. Fitur-fitur berbeda tersebut meliputi:
  • Dinding sel yang tersusun atas selulosa dan protein, dalam banyak kasus lignin dan disimpan oleh protoplasma di luar membran sel. Ini berbeda dengan dinding sel fungi, yang dibuat dari kitin dan prokariotik, yang terbuat dari peptidoglikan.
  • Plasmodesmata, merupakan pori-pori penghubung pada dinding sel memungkinkan setiap sel tumbuhan berkomunikasi dengan sel berdekatan lainnya. Ini berbeda dari jaringan hifa yang digunakan oleh fungi.
  • Plastida, merupakan kloroplas yang mengandung klorofil, pigmen yang memberikan warna hijau bagi tumbuhan dan memungkinkan terjadinya fotosintesis.
  • Kelompok tumbuhan tidak berflagella (termasuk konifer dan tumbuhan berbuga) juga tidak memiliki sentriol yang terdapat di sel hewan (Dwidjoseputro, 1984).
    Sel juga merupakan unit struktural dan fungsional organisme hidup. Organisme terkecil terdiri dari sel tunggal, sebaliknya tubuh manusia mengandung sedikitnya 1014 sel. Terdapat berbagai jenis sel yang amat bervariasi dalam ukuran, bentuk dan fungsi khususnya. Dalam segenggam tanah atau segelas air di kolam terdapat berbagai jenis organisme uniselular dan di dalam tiap oraganisme multiselular yang lebih tinggi (tubuh manusia atau tanaman jagung), terdapat puluhan atau ratusan jenis sel yang berebeda, semuanya terancang secara khusus untuk bersama-sama berfungsi di dalam bentuk jaringan dan organ. Tetapi bagaimanapun besar dan kompleksnya organisme tersebut, setiap jenis sel mempertahankan sifat khusus dan kebebasannya (Jasin, 1989).
    Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan baik bentuk maupun susunannya. Semua sel tumbuhan mempunyai dinding sel, sedangakan pada sel hewan tidak ada terdapat dinding sel. Dinding sel ini sebenarnya bukan bagian sel, akan tetapi merupakan produk dari sel. Pada sel tumbuhan yang masih muda dinding selnya masih tipis terdiri dari selapuit zat pektin. Setelah sel bertambah tua dinding sel yang semula tipis menjadi tebal berlapis-lapis, zat pembentuknya adala selulosa. Karena adanya dinding-dinding sel ini maka bentuk sel tumbuhan tetap. Selaput plasmanya melekat erat pada sisi dalam dinding sel, oleh karena itu sukar dilihat dengan mikroskop. Kita akan dapat memisahkan dinding sel dengan selaput plasmanya apabila kita  sel tumbuhan, misalnya sel yang diambil dari sayatan daun atau rhoe discolor, kita rendam lebih dahulu pada larutan yang hipertonis, sehingga mengalami plasmolisis. Sel-sel daun yang sedang mengalami plasmolisis itu memperlihatkan pemisahan yang jelas antara dinding sel dengan selaput plasmanya (Dwidjoseputro, 1984).
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, dkk. 1984. Biologi I. Proyek Buku Terpadu. Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi). Diakses tanggal : 02 Maret 2011.
Jasin, Maskoeri. 1989. Biologi Umum untuk Perguruan Tinggi. Bina Pustaka Tama. Surabaya.
Nason, A. 1996. Textbook of Modern Biology. John Wiley and Sons. INC. New York.
Saktiono.1989. Biologi Umum. Gramedis. Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHAKAN ANDA KOMENTAR,
NAMUN TETAP JAGA KESOPANAN.