Selasa, 03 April 2012

KING GRASS (RUMPUT RAJA)


    Rumput raja adalah jenis rumput mudah ditanam, dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, menyukai tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Dari asal katanya; King berarti besar. Rumput ini memang memiliki batang dan daun yang besar, bahkan dianggap raksasa jika dibandingkan dengan rumput lain. Rumput raja merupakan tanaman hijauan terbaik yang digunakan sebagai pakan ternak oleh kebanyakan peternak sapi dan kerbau. Produksi rumput ini jauh lebih tinggi dibandingkan rumput lainnya.
    Penyediaan pakan hijauan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam usaha peter-nakan ternak ruminansia (sapi, kambing, kerbau dan domba). Adapun macam pakan hijauan unggul yang ada diantaranya ter-diri dari bangsa rerumputan unggul dan kacang-kacangan (legume). Dintara bangsa rerumputan yang paling tinggi produksinya adalah rumput Raja (King Grass).
Pemilihan Lokasi
A.   Sumber air
    Suplai air diperlukan bagi daerah yang sering mengalami kemarau panjang atau apabila akan digunakan sistem penyebaran pupuk secara otomatis melalui saluran pembuangan.
B.    Kesuburan Tanah
    Perlu diketahui keadaan tanah untuk diperhitungkan unsur-unsur hara, apa dan berapa banyak yang perlu ditam-bahkan. Tanah dengan pH diatas 7 sebagai tanah alkalis (basa). Untuk menaikan pH tanah dapat ditambahkan kapur, sedangkan untuk menurunkan pH tanah dapat digunakan pupuk yang mengandung sulfur (ZA).
C.    Topografi
    Rumput ini mudah ditanam dan dapat tumbuh dari dataran rendah sanpai dataran tinggi. Topografi ini penting dalam perencanaan peggunaan alat mekanisasi dan sistem penanaman rumput. Penggunaan traktor pada kemiringan tanah sampai 180 sudah tidak efektif lagi. Disamping itu semakin tinggi derajat kemiringan tanah semakin rendah efisiensi penggunaan pupuk dan membu-tuhkan upaya keras untuk mempertahankan kelestarian kesuburan tanah.
Tahapan Kerja
A.   Pemilihan Bibit
    Penggunaan bibit yang baik berarti efisiensi waktu, tenaga dan biaya serta jaminan memperoleh pertum-buhan yang baik, apabila faktor-faktor lain tidak menghambat. Stek diperoleh dari potongan batang yang cukup umur dan sehat, minimum terdiri dari 2 mata dan atau panjang 30 cm. Dapat lebih tahan lama disimpan ditempat yang sejuk.
B.    Waktu Pengolahan Tanah dan Penanaman
    Pertumbuhan awal sangat peka terhadap pengaruh luar, terutama keadaan air dan suhu. Pada tanah tanpa irigasi pengolahan tanah dilakukan pada musim hujan. Namun jarak yang terlampau lama antara akhir pengolahan dan penanaman dapat menyebabkan tanah tersebut memadat kembali.
C.    Pengolahan Tanah dan Penanaman
    Pengolahan tanah bertujuan untuk mempersiapkan media tumbuh yang optimum bagi suatu tanaman. Adapun urutannya sebagai berikut:
·         Pembersihan lahan. Membersihkan lahan terhadap pohon, semak belukar atau tanaman lainnya.
·         Pencangkulan/pembajakan. Bertujuan memecah lapisan tanah menjadi bongkahan untuk mempermudah penggemburan selanjutnya. Dengan membalik lapisan tanah tersebut dan mem-biarkan beberapa saat, diharapkan mineralisasi bahan organik berlang-sung lebih cepat karena aktifitas mikroorganisme dipergiat, sehingga tanah menjadi masak. Diusahakan kedalaman pencangkulan 40 cm.
·         Penggemburan/penggaruan. Tujuan untuk menghancurkan bongkahan besar menjadi struktur yang lemah dan sekaligus membebaskan tanah dari sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar. Bersamaan dengan penggemburan perlu dilakukan pemupukan dasar (N, P dan K) dengan kebutuhan per hektar 80 kg TSP, 60 kg KCl dan 110 kg urea. Pada tanah yang miring, penggemburan dilakukan menurut kontur (contour) tanahnya, hal ini untuk mem-perkecil kemungkinan erosi. Setelah itu dibiar-kan dahulu tanah tersebut 7 hari.
·         Penanaman. Pada daerah tanpa irigasi, penanaman dapat dilakukan setelah hujan pertama. Namun apabila masa istirahat selesai dan tanah sudah basah karena air, tanamkan bibit rumput Raja. Kalau menggunakan stek, pena-namannya dengan cara memasukkan ¾ bagian dari panjang stek dengan kemiringan 300 atau dapat juga ditanam seperti tanaman tebu, yaitu stek dimasukkan kedalam tanah secara terlentang. Sedangkan jika bibitnya memakai pols (sobekan akar), mena-namnya seperti menanam padi, dengan kebutuhan setiap lubang 1 stek. Tujuh hari setelah penanaman, alirkan air secukupnya ke lahan tanaman tersebut dan lakukan penyulaman apabila terdapat stek atau pols  yang mati. Pada penanaman dengan stek harus diperhatikan. Mata tunas jangan sampai terbalik karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Stek dapat langsung ditancapkan setengahnya ke dalam tanah dengan tegak lurus atau miring serta jarak tanam 1 x 1 m. Untuk penanaman dengan sobekan rumpun, terlebih dahulu dibuat lubang sedalam 20 cm. Pada tanah miring tanah tidak perlu diolah, cukup dibuat lubang-lubang menurut kontur tanahnya sedemikian rupa sehingga sekaligus dapat berfungsi ganda sebagai penahan erosi. Jarak tanam dalam baris untuk tanah miring dianjurkan 50 cm dan jarak antar baris adalah 1 meter.
D.   Kebutuhan Bibit Rumput
    Dianjurkan menggunakan jarak tanam 60 x 100 cm, sehingga perkiraan kebutuhan bibit rumput dalam hampar tanah seluas 1 hektar sebanyak :
10.000
---------- x 1 stek = 16.667 stek/hektar
0,60
    Apabila rata-rata 1 kg bibit rumput = 15 stek, maka perkiraan kebutuhan bibit rumput untuk 1 ha = 1.111 kg.
E.    Perawatan dan Pemupukan
    Perawatan dapat dilakukan dengan pendagiran dan pemupukan 3 - 4 kali per tahunnya atau pendagiran dilakukan setiap kali pemangkasan dan atau tergantung dari kondisi daerah masing-masing. Adapun pendagiran rumput ini dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu: dengan cara membersihkan tanamanan liar, baru kemudian penggem-buran tanah disekitarnya atau langsung dilaksanakan penggemburan tanah dengan cara pencangkulan disekitar rumpun rumput dengan membalikkan tanah tersebut.
F.    Penyulaman
    Dilakukan pada tanaman yang mati atau tumbuhnya jelek. Bibit tanam yang digunakan dalam penyulaman usahakan yang seragam.
G.   Pengairan Rumput
    Pengairan dilakukan 7 hari setelah dilaksanakannya pemupukan. Dalam pelaksanaan ini harus diperhatikan jangan sampai kedapatan air yang menggenang sebab dapat menyebabkan kerusakan tanaman dan bahkan kematian tanaman.
H.   Pemotongan (defoliasi)
    Rotasi pemangkasan rumput Raja dapat dilakukan pada umur 45 – 55 hari, namun disarankan pada umur 55 hari. Dilakukan untuk menyeragamkan petumbuhan dan merangsang tumbuhnya jumlah anakan yang lebih banyak, Sebaiknya pemotongan pertama dilakukan saat tanaman berumur 2 bulan dengan jarak pemotongan 10-15 cm dari permukaaan tanah. Selanjutnya pemotongan dilakukan 6-8 minggu kemudian tergantung dari keadaan musim dan pertumbuhan tanaman.
I.    Produksi hijauan
    Produksi hijauan rumput raja dibandingkan dengan rumput gajah dengan interval potong 6 minggu terlihat dalam tabel dibawah ini:
Jenis Rumput
Produksi
Persentase Perbandingan Batang dan Daun
Hijauan segar
(ton/ha/thn)
Bahan kering
(ton/ha/thn)
Hijauan Segar
Bahan Kering
Rumput Raja
1076
110
48:52
32:58
Rumput Gajah
525
63
59:47
64:36

KHASIAT DAGING DAN SUSU KAMBING UNTUK VITALITAS


Mengapa daging dan susu kambing dapat meningkatkan vitalitas atau gairah seks ?
    Makanan yang berprotein tinggi, seperti daging dan susu kambing  dapat merangsang otak untuk menghasilkan Dopamine dan Norepinephrine. Kedua zat ini merangsang otak untuk memproduksi Endorphins, yaitu zat yang membuat otak kita lepas dari segala ketegangan, sehingga membuat kita peka terhadap rangsangan dan mudah bergairah. Endorphins juga diketahui menimbulkan rasa aman dan puas. Pada saat orgasme, biasanya otak memproduksi zat Endorphins dalam jumlah yang banyak. Makanan berprotein tinggi yang banyak mengandung vitamin B6, Niacin dan Tryptophan yang dapat merangsang otak untuk memproduksi Serotonin dan Endorphins (http://sehat.bionaturally.net/2010/08/makanan-penambah-hormon-seks-yang.html).
    Kalau diamati, secara fisik sepotong daging kambing tak jauh beda dibandingkan dengan daging merah lainnya dari domba, sapi, dan kerbau. Dibandingkan dengan daging domba umpamanya, keduanya sama-sama bertekstur halus. Warna dagingnya pun tak terlalu berbeda meskipun daging kambing biasanya berwarna lebih pekat. Kandungan gizinya, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, juga tak jauh berbeda. "Komposisi gizi semua daging (merah) kurang lebih mirip-mirip. Perbedaan ada, tapi tidak terlalu jauh," jelas Dr. Muhilal dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Bogor. Perbandingan kandungan asam lemak jenuh daging kambing dan daging sapi umpamanya, sangat sedikit perbedaannya. Begitu pula, asam lemak tak jenuhnya. Munculnya pengaruh pada kaum pria, mungkin karena faktor sugesti dari mereka yang mengkonsumsi sate kambing. "Kalau sudah terkena sugesti, akibatnya orang itu juga mengalami sugesti tadi," tutur Muhilal yang juga dibenarkan oleh dr. Handrawan Nadesul.
    "Tapi apa yang dikatakan orang soal daging kambing dapat meningkatkan potensi seksual seseorang ada kemungkinan benar. Orang menyatakan begitu 'kan berdasarkan pengalaman nenek moyang. Tapi kalau kita kaji secara ilmiah harusnya 'kan diteliti dulu. Tapi data itu tidak ada, sehingga dasarnya saling percaya saja," jelas Dr. Muhilal.
    Sebaliknya, ahli gizi ini kurang sependapat dengan kemungkinan keperkasaan seorang pria setelah makan sate kambing akibat energi yang diperoleh dari lemak sate. Penjual sate memang sering kali menyisipkan potongan lemak di antara potongan daging. Energi tambahan itu lebih mungkin diperoleh dari bir yang diminum bersamaan dengan makan sate kambing tadi. Menurutnya, bir merupakan sumber energi cepat tersedia bagi tubuh.
    Dari segi farmakologi, bisa jadi daging kambing mengandung senyawa mirip hormon seks pria. Namun, sampai saat ini belum ditemukan dasar ilmiah untuk menyatakan daging kambing bisa meningkatkan potensi  seksual kaum pria macam Pak Darno. Lagi pula, dampak yang ditimbulkannya tak bisa dalam waktu singkat. Pada dasarnya orang yang sudah menurun potensi seksualnya tidak dapat langsung naik potensinya hanya dengan makan daging kambing ditambah bir. "Yang berperan dalam membantu meningkatkan potensi seksual itu adalah hormon," jelas dr. Handrawan Nadesul .
    Namun jangan terbawa senang dulu, pasalnya, jika Anda tidak berhati-hati dan sering melahap daging kambing, apalagi’torpedo’nya, sambil ditemani minuman beralkohol berlebihan, alih-alih meningkatnya gairah birahi Anda, salah-salah pembuluh darah menuju ‘torpedo’ Anda sendiri malah tersumbat.
    Maka ditegaskan sekali lagi, jangan mentang-mentang gurihnya daging kambing ditambah kabar bahwa kandungan lemak dan kolesterol daging kambing sama saja seperti daging lainnya, Anda malah terus-terusan mengunjungi warung sate saban malam demi ‘sensasi panas’. Salah-salah, bukan gairah meningkat, yang ada malah urusan ranjang menjadi berantakan (http://www.infoternak.com/mitos-seputar-daging-kambing).


Jumat, 15 Juli 2011

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERTANIAN





LATAR BELAKANG PERUBAHAN IKLIM
    Industrialisasi dan Modernisasi telah menyebabkan: Bumi terobek kulitnya, lingkungan terusik keseimbangannya, lapisan stratospher terluka lapisan ozonnya dan terpanggang oleh gas gas rumah kaca (GRK). Pelepasan GRK telah menyebabkan pemanasan gobal dan perubahan iklim global. Suhu Bumi terus memanas, lingkungan berubah, kehidupan manusia terancam, manusia harus melangkah sebelum semuanya terlambat. Sementara itu degradasi lahan dan hutan terus berlanjut.
    Sejak revoluasi industri unsur unsur iklim terus meningkat secara perlahan, hal ini sebagai implikasi meningkatnya GRK, kondisi rata-rata suhu permukaan bumi, curah hujan, tekanan udara, dan angin terus meningkat. Peristiwa inilah yg disebut istilah perubahan iklim atau penyimpangan iklim
PERUBAHAN IKLIM
    Suatu keadaan berubahnya pola iklim dunia baik secara alami maupun akibat dari exploitasi manusia. Suatu daerah mungkin mengalami pemanasan, tetapi daerah lain mengalami pendinginan yang tidak wajar. Akibat kacaunya arus dingin dan panas ini maka perubahan iklim juga menciptakan fenomena cuaca yang kacau, termasuk cuaca hujan yang tidak menentu, aliran pabas dan dingin yang ekstrem, arah angin yang berubah drastis, dan sebagainya. Perubahan iklim disebabkan oleh pemanasan global. Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan Bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Kelompok gas (CO2, CH4, N2O) yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat : gas rumah kaca. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda : 1 CH4 menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO menghasilkan 300 kali dari molekul CO2. Chlorofluorocarbons (CFC) = ribuan kali dari CO2. CFC penyebab rusaknya lapisan ozon.
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
Berikut ini adalah dampak perubahan iklim, yaitu :
  • Perubahan iklim dan cuaca (meningkatnya suhu/temperatur, Badai tropis dan EL-Nino lebih sering, curah hujan meningkat, banjir, kekeringan dll)
  • Peningkatan permukaan laut (daratan mengecil,erosi pantai)
Pertanian dan persediaan pangan (pergantian musim tidak pasti, gagal tanam, gagal panen, musim kemarau lebih panjang, serangan hama penyakit, degradasi hutan/lahan). Ekosistem terganggu (rusaknya terumbu karang, punahnya spesies flora dan fauna, kebakaran hutan) Kesehatan manusia (munculnya penyakit penyakit baru : flu burung, flu babi, ebola dll)
KEPENTINGAN MENGETAHUI IKLIM TERHADAP PERTANIAN
    Iklim adalah unsur utama dalam sistem metabolisme dan fisiologi tanaman. Menentukan pola tanam, menentukan jadwal dan saat tanam, management pertanian yang lebih efisien, pertanian berkelanjutan
CUACA DAN IKLIM
    Cuaca: Kondisi sesaat dari keadaan atmosfer, serta perubahan dalam jangka pendek disuatu tempat tertentu dibumi.    Nilai cuaca: Bentuk kualitatif (tanpa besaran angka) dan kuantitatif. Sedangkan Iklim: Sistesis atau kesimpulan atau rata-rata perubahan unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Min 30 tahun.
PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA
    Perubahan Iklim sebagai respon dari pemanasan global saat ini juga sedang berlangsung di wilayah Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data-data iklim di wilayah Indonesia, diantaranya :
1. Mencairnya es di kutub utara & selatan
2. Perubahan iklim/cuaca yang semakin ekstrim
3. Gelombang Panas menjadi Semakin meningkat
4. Menipisnya Gletser

     Mencairnya gletser-gletser dunia dan mengancam  ketersediaan air bersih, dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia. NASA mencatat tahun 1960 hingga 2005, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang > 8.000 m3
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA SEKTOR PERTANIAN
     Perubahan lklim  mempengaruhi setidaknya tiga unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan pertanian, yaitu:
Strategi Mengantisipasi Dampak Perubahan Iklim
Strategi Antisipasi
    Ditujukan untuk menyiapkan strategi mitigasi dan adaptasi berdasarkan kajian tampak perubahan iklim terhadap: Sumberdaya pertanian seperti pola curah hujan dan musim (aspek klimatologi), sistem hidrologi dan sumber daya air  (aspek hidrologis), keragaan dan penciutan luas lahan pertanian di sekitar pantai, Infrastruktur/sarana dan prasarana pertanian, terutama sistem irigasi, waduk dan rorak . Sistem usahatani dan agribisnis, pola tanam, produktivitas, pergeseran jenis dan varietas dominan, produksi, dan Aspek sosial-ekonomi dan budaya.
Strategi Mitigasi
     Walaupun tidak sepenuhnya benar, sebagai emitor terbesar oksigen (O2) dari hutan dan areal pertaniannya, Indonesia juga dituding sebagai negara terbesar ketiga dalam mengemisi GRK, terutama dari sistem pertanian lahan sawah dan rawa, Kebakaran hutan/lahan, emisi dari lahan gambut. Oleh sebab itu, Indonesia dituntut) untuk senantiasa berupaya mengurangi (mitigasi).:
Strategi adaptasi
    Strategi adaptasi adalah suatu respon terhadap stimulus atau pengaruh iklim nyata atau prakiraan yang dapat meringankan dampak buruknya atau memanfaatkan peluang-peluang yang menguntungkan melalui :
http://distanak.bulelengkab.go.id/?p=812


Minggu, 15 Mei 2011

SEL TUMBUHAN

    Pada umumnya organisme kehidupan yang ada di bumi ini terdiri atas banyak sel. Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Pada  makhluk hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel-sel itu sendiri, misalnya pertukaran zat dan energi dengan respon terhadap berbagai rangsangan dari lingkungannya, tumbuh dan berkembang biak pun dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan pada makhluk bersel banyak yang tentunya lebih kompleks, berbagai fungsi kehidupan itu dilakukan oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda, walaupun masih ada fungsi-fungsi kehidupan yang dilakukan oleh semua sel, misalnya respirasi. Karena itu agar fungsi-fungsi kehidupan berjalan baik maka masing-masing kelompok sel akan saling bekerja sama (Nason, 1996).
    Istilah celula atau sel pertama kali digunakan oleh Robert Hook pada tahun 1665. Ia menggunakan istilah tersebut untuk memberi nama pada ruang yang dibatasi oleh dinding yang dilihatnya pada sel gabus. Sel sendiri sebagai dasar menyusun suatu organisme yang terdiri dari inti (nukleus) yang terbungkus oleh membran atau struktur serupa tanpa membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel-sel sebelumnya. Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus, seperti pati dan selulosa, yang terjadi dari beberapa ratusan sampai ribuan gula atau molekul lain selain itu sel juga dapat dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang terdiri dari ratusan hingga sampai ribuan molekul (Dwidjoseputro, 1984).
    Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel, sedangkan yang terdapat pada organisme multi sel yang ada membentuk struktur kompleks, yaitu jaringan dan organ. Pada awalnya struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap sebagai sel mati hasil ekskresi zat hidup dalam sel, tetapi baru-baru ini makin banyak ditemui bukti bahwa ada satuan organik yang ada di antara protoplas dan dinding, khususnya pada sel muda (Saktiono,1989).
    Ada yang berbentuk peluru, prisma dan memanjang seperti rambut atau seperti ular. Sel tumbuhan mempunyai dua bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, plastida dan dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dari sel tumbuhan yang disebut protoplas. Sedangkan dinding sel yang berfungsi untuk melindungi isi sel atau lumen yang ada di protoplasma disebut bagian sel yang mati. Hal ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong sel mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar selnya kosong. Bentuk sel gabus heksagonal, tersusun rapat antara satu dan lainnya (Saktiono,1989)
    Sel merupakan suatu hasil bentuk asal-usul benda hidup yang menunjukkan proses hidup dan merupakan makhluk hidup yang tunggal. Pada perkembangan lebih lanjut akan terjadi deferinsiasi, sehingga bila diteliti dari masa ke masa tidak akan kita jumpai sel yang persis sama. Tubuh tumbuhan atau hewan tingkat tinggi terdiri atas banyak sel yang berbeda dalam ukuran, bentuk dan fungsinya. Sekelompok sel yang terbentuk sama dan dikhususkan untuk melakukan satu fungsi tertentu atau lebih disebut jaringan. Suatu jaringan dapat mengandung hasil sel yang tidak hidup, disamping sel-sel itu sendiri. Satu kelompok jaringan dapat digabungkan menjadi satu organ dan organ-organ dapat menjadi sistem organ. Sebagai contoh : (1) daun tumbuhan terdiri atas jaringan epidermis, jaringan mesofil, ikatan buluh dan sebagainya. (2) sistem pencernaan vertebrata terdiri atas berbagai organ seperti eosofagus, lambung, usus, hati, pancreas dan lain-lain. Tiap organ misalnya lambung, terdiri atas berbagai jenis jaringan-jaringan, yaitu epitel, otot, jaringan ikat dan saraf. Tiap jaringan terdiri atas sejumlah besar atau mungkin jutaan sel (Jasin, 1989).
    Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel organisme eukariotik lainnya. Fitur-fitur berbeda tersebut meliputi:
  • Dinding sel yang tersusun atas selulosa dan protein, dalam banyak kasus lignin dan disimpan oleh protoplasma di luar membran sel. Ini berbeda dengan dinding sel fungi, yang dibuat dari kitin dan prokariotik, yang terbuat dari peptidoglikan.
  • Plasmodesmata, merupakan pori-pori penghubung pada dinding sel memungkinkan setiap sel tumbuhan berkomunikasi dengan sel berdekatan lainnya. Ini berbeda dari jaringan hifa yang digunakan oleh fungi.
  • Plastida, merupakan kloroplas yang mengandung klorofil, pigmen yang memberikan warna hijau bagi tumbuhan dan memungkinkan terjadinya fotosintesis.
  • Kelompok tumbuhan tidak berflagella (termasuk konifer dan tumbuhan berbuga) juga tidak memiliki sentriol yang terdapat di sel hewan (Dwidjoseputro, 1984).
    Sel juga merupakan unit struktural dan fungsional organisme hidup. Organisme terkecil terdiri dari sel tunggal, sebaliknya tubuh manusia mengandung sedikitnya 1014 sel. Terdapat berbagai jenis sel yang amat bervariasi dalam ukuran, bentuk dan fungsi khususnya. Dalam segenggam tanah atau segelas air di kolam terdapat berbagai jenis organisme uniselular dan di dalam tiap oraganisme multiselular yang lebih tinggi (tubuh manusia atau tanaman jagung), terdapat puluhan atau ratusan jenis sel yang berebeda, semuanya terancang secara khusus untuk bersama-sama berfungsi di dalam bentuk jaringan dan organ. Tetapi bagaimanapun besar dan kompleksnya organisme tersebut, setiap jenis sel mempertahankan sifat khusus dan kebebasannya (Jasin, 1989).
    Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan baik bentuk maupun susunannya. Semua sel tumbuhan mempunyai dinding sel, sedangakan pada sel hewan tidak ada terdapat dinding sel. Dinding sel ini sebenarnya bukan bagian sel, akan tetapi merupakan produk dari sel. Pada sel tumbuhan yang masih muda dinding selnya masih tipis terdiri dari selapuit zat pektin. Setelah sel bertambah tua dinding sel yang semula tipis menjadi tebal berlapis-lapis, zat pembentuknya adala selulosa. Karena adanya dinding-dinding sel ini maka bentuk sel tumbuhan tetap. Selaput plasmanya melekat erat pada sisi dalam dinding sel, oleh karena itu sukar dilihat dengan mikroskop. Kita akan dapat memisahkan dinding sel dengan selaput plasmanya apabila kita  sel tumbuhan, misalnya sel yang diambil dari sayatan daun atau rhoe discolor, kita rendam lebih dahulu pada larutan yang hipertonis, sehingga mengalami plasmolisis. Sel-sel daun yang sedang mengalami plasmolisis itu memperlihatkan pemisahan yang jelas antara dinding sel dengan selaput plasmanya (Dwidjoseputro, 1984).
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, dkk. 1984. Biologi I. Proyek Buku Terpadu. Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi). Diakses tanggal : 02 Maret 2011.
Jasin, Maskoeri. 1989. Biologi Umum untuk Perguruan Tinggi. Bina Pustaka Tama. Surabaya.
Nason, A. 1996. Textbook of Modern Biology. John Wiley and Sons. INC. New York.
Saktiono.1989. Biologi Umum. Gramedis. Jakarta.



MIKROSKOP


    Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) yang  berkebangsaan Belanda. Antony Van Leuwenhoek adalah orang yang pertama melihat bakteri dengan menggunakan suatu alat optik yang terdiri dari lensa-lensa bikonveks pada bidang mikrobiologi. Meskipun beberapa pendapat mengatakan bahwa penemuan bakteri sebenarnya telah ditemukan oleh beberapa penemu sebelumnya, tetapi penemuan terbesar dan diakui adalah penemuan yang dilakukan oleh Antony Van Leuwenhoek (Dwidjoseputro, 1994).
    Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop merupakan suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri. Dari hasil penemuan itu terbuka peluang untuk melakukan penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi, bentuk mikroorganisme dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Dwidjoseputro, 1994).
    Pada prinsipnya mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh lensa okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat. Alat pembesar ini selain diperlukan untuk melihat bakteri juga sangat diperlukan untuk melihat isi dari sel pada makhluk hidup, bentuk organisme-organisme yang kecil, bentuk jaringan yang ada di dalam tubuh organisme serta banyak lagi hal lainnya (Dwidjoseputro, 1994).
    Peranan alat ini sangat penting dalam bidang pelajaran seperti biologi, kedokteran, studi bahan-bahan, perlengkapan penelitian, metalergi dan konstalagrafi. Kemampuan lensa mikroskop menerima bayangan disebut Resolving Lower.  Mata kita saat melihat obyek mampu melihat 10 inci atau 0,2 cm, sedangkan mempunyai resolusi yang lebih baik karena diperkuat oleh adanya sistem lensa. Resolusi lensa pada mikroskop adalah mencapai 0,2 mikron, artinya lebih efisien untuk melihat benda yang sangat kecil. Bayangan yang diamati bersifat maya, terbalik dan diperbesar. Mikroskop biasa dilengkapi dengan penangkap cahaya dengan lensa. Pantulan cahaya membuat obyek jadi tampak terlihat lebih besar (Purba, 1999).
    Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata. Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama "Compound light microscope" adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada mikroskop konvensional (Dwidjoseputro, 1994).
    Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti cahaya matahari. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat dibagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali. Lensa kondensor berfungsi untukk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehinga pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik (Kamajaya, 1996).
    Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop ini memiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain (Kamajaya, 1996).
    Berikut ini adalah macam-macam mikroskop, yaitu :
1. Mikroskop cahaya
    Mikroskop cahaya merupakan jenis mikroskop yang hanya digunakan apabila diberi sumber cahaya atau lampu penerang. Mikroskop ini memiliki tiga dimensi lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat dibagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali. Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehingga pengaturan yang tepat akan memperoleh daya pisah yang maksimal atau dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik (Dwidjoseputro, 1994).
2. Mikroskop streo
    Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 3 kali, sehingga perbesaran objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan fokus objek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokus (Dwidjoseputro, 1994).
3. Mikroskop electron
    Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan perbesaran objek sampai dua juta kali. Mikroskop ini menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro magnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya (Dwidjoseputro, 1994).
4. Mikroskop Ultraviolet
    Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultraviolet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Karena cahaya ultraviolet tidak dapat dilihat oleh mata manusia, maka bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya (photografi plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa dan terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari (Dwidjoseputro, 1994).
5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)
    Mikroskop pender dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen (bakteri, ricketsia, atau virus dalam jaringan). Dalam teknik ini protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pender. Karena reaksi antibodi-antigen itu besifat khas, maka terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pender (Dwidjoseputro, 1994).
6. Mikroskop medan gelap
    Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk. Mikroskop medan gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa. Adanya kondensor khusus pada mikroskop sehingga sel dapat membentuk kerucut tanpa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat (Dwidjoseputro, 1994).
7. Mikroskop Fase kontras
    Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya  tidak diberi warna dalam keadaan hidup. Pada jaringan hewan atau bakteri maka akan terlihat tembus cahaya sehingga pada masing-masing tak teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fase kontras. Prinsip alat ini sangat rumit, apabila salah menggunakan pencahayaannya maka nukleus sel hidup yang tidak diwarnai tidak akan dapat dilihat. Karena nukleus berada di dalam sel, nukleus ini dapat mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui materi sekitar inti. Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata. Dengan demikian nukleus dan unsur lain yang sejauh ini tak dapat dilihat menjadi dapat dilihat. Diafragma  merupakan bagian yang dapat diputar atau digeser tangkainya ke salah satu arah yang kita suka. Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang diperlukan saat sedang mengamati objek yang akan  diamati. Meja benda merupakan tempat untuk meletakkan benda atau objek yang akan diamati. Pada bagian tengah meja terdapat lubang yang berfungsi untuk meloloskan cahaya yang berasal dari cermin pemantul. Di bawah meja atau panggung terdapat sub panggung terdapat kondensor yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke objek yang akan diamati. Di bawah kondensor terdapat diafragma untuk mengatur sedikitnya cahaya yang diperlukan.
    Satuan yang biasanya digunakan pada objek yang dilihat melalui mikroskop adalah mikron (1 milimeter = 1.000 mikron). Perbesaran total didapat dari hasil perkalian perbesaran lensa objektif dengan lensa Okuler. Misalnya pengamatan menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 45 kali dan lensa okuler perbesaran 10 kali maka perbesaran total adalah 10 x 45 = 450 kali ukuran semula (Kamajaya, 1996).